Jaminan Keamanan Publik: Operasi Militer Pemulihan Pasca Serangan Teror Besar
Pasca serangan teror berskala besar, suasana di tengah masyarakat seringkali dipenuhi kepanikan, ketidakpastian, dan ketakutan akan serangan susulan. Meskipun penanganan langsung di lokasi kejadian merupakan tugas utama kepolisian, kehadiran Pasukan Militer Indonesia (TNI) memainkan peran krusial dalam memberikan Jaminan Keamanan Publik dan memulihkan fungsi sosial secara cepat. Operasi militer pemulihan ini dirancang untuk menstabilkan situasi, mencegah eskalasi, dan meyakinkan masyarakat bahwa negara hadir dan mampu mengendalikan ancaman. Jaminan Keamanan Publik oleh militer adalah katalisator utama untuk mengembalikan aktivitas normal pasca bencana keamanan.
Fase pertama dalam memberikan Jaminan Keamanan Publik pasca teror adalah pengamanan area vital dan strategis. Segera setelah lokasi kejadian dinyatakan aman dari ancaman langsung oleh tim Gegana dan Densus 88, unit-unit TNI digerakkan untuk memperkuat pengamanan di objek-objek vital seperti Istana Negara, bandara internasional, stasiun kereta api utama, dan sekitar 12 pusat komunikasi yang penting bagi stabilitas pemerintahan dan ekonomi. Peningkatan patroli militer di area-area publik yang ramai, dilakukan oleh tim gabungan Garnisun Tetap dan Kostrad, bertujuan untuk menampilkan kekuatan (show of force) yang menenangkan masyarakat dan secara bersamaan berfungsi sebagai pencegah serangan kedua.
Pilar kedua dari Jaminan Keamanan Publik adalah dukungan logistik dan medis. Serangan teror besar seringkali melumpuhkan infrastruktur sipil. TNI mengerahkan Batalyon Zeni dan personel kesehatan untuk membantu membersihkan puing-puing, menstabilkan bangunan yang rusak, dan menyediakan Rapid Medical Response. Contohnya, dalam skenario serangan teror simulasi yang terjadi di kawasan bisnis ibukota pada awal tahun 2026, Satuan Kesehatan Militer (Satkes) mendirikan posko medis darurat dan berhasil menangani lebih dari 50 korban dalam empat jam pertama. Dukungan cepat ini mengurangi beban rumah sakit sipil dan memastikan korban mendapatkan perawatan secepatnya.
Jaminan Keamanan Publik oleh militer ini pada akhirnya bersifat psikologis. Kehadiran prajurit TNI yang terlatih, disiplin, dan bersenjata lengkap di jalanan dan pos-pos strategis memberikan rasa aman yang mendalam. Militer menjadi simbol kekuatan negara yang tak tergoyahkan. Strategi pemulihan pasca serangan ini memastikan bahwa, meskipun musuh berhasil melancarkan serangan fisik, mereka gagal dalam tujuan utamanya: menciptakan kekacauan dan melumpuhkan kehidupan publik.
