Sekolah Militer Jadi Perdebatan: Kontroversi Pendaftaran dan Perasaan Dipertentangkan dengan Siswa Umum
Polemik seputar pendaftaran di berbagai sekolah militer di Indonesia menjadi sorotan publik. Sejumlah calon peserta seleksi mengungkapkan adanya perasaan seolah-olah dipertentangkan atau dibandingkan secara tidak adil dengan siswa yang berasal dari jalur pendidikan umum. Kontroversi ini mencuat seiring dengan dibukanya pendaftaran untuk berbagai tingkatan pendidikan di sekolah militer pada tahun ajaran 2025, termasuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) yang membuka pendaftaran gelombang kedua pada tanggal 15 Juni 2025.
Keresahan yang dirasakan oleh sebagian calon pendaftar sekolah militer ini berakar pada anggapan bahwa terdapat perbedaan perlakuan atau penekanan yang signifikan dalam proses seleksi antara calon yang berasal dari lingkungan militer atau memiliki latar belakang pendidikan tertentu dengan calon yang berasal dari sekolah umum. Beberapa calon merasa bahwa pengalaman atau pengetahuan spesifik yang relevan dengan dunia militer justru menjadi semacam “tiket masuk” yang lebih mudah dibandingkan dengan potensi akademik atau kemampuan fisik yang mereka miliki.
Menanggapi kontroversi yang berkembang, Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI) Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar memberikan keterangan pers di Media Center Mabes TNI, Jakarta, pada hari Rabu, 25 Juni 2025. Beliau menegaskan bahwa seluruh proses pendaftaran dan seleksi di setiap jenjang Akademi militer TNI, mulai dari akademi hingga sekolah staf dan komando, dilaksanakan berdasarkan prinsip meritokrasi dan transparansi. Tidak ada kebijakan yang secara sengaja mempertentangkan atau memprioritaskan calon dari latar belakang pendidikan tertentu.
Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar menjelaskan lebih lanjut bahwa tim seleksi di setiap Akademi militer memiliki standar penilaian yang komprehensif, meliputi aspek akademik, psikologi, kesehatan, kesamaptaan jasmani, serta potensi kepemimpinan dan karakter. Beliau juga menambahkan bahwa keberagaman latar belakang peserta justru diharapkan dapat memperkaya perspektif dan kualitas lulusan Akademi militer yang pada akhirnya akan memperkuat organisasi TNI.
Penting untuk dipahami bahwa pendidikan di sekolah militer bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin dan profesional di bidang pertahanan negara yang memiliki kompetensi tinggi dan integritas yang kuat. Proses seleksi yang ketat adalah bagian dari upaya untuk memastikan bahwa hanya individu-individu terbaik yang memiliki potensi untuk berkembang dan mengemban tanggung jawab yang besar di masa depan yang dapat mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan militer tersebut. Diharapkan, klarifikasi ini dapat meredakan kontroversi yang berkembang dan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proses pendaftaran di sekolah militer TNI.
