Inovasi Drone AI Militer Indonesia Terhambat Keterbatasan Hardware
Ambisi Indonesia untuk melakukan inovasi dalam pengembangan drone militer dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) menghadapi kendala signifikan akibat keterbatasan hardware. Ketersediaan komponen-komponen elektronik canggih yang esensial untuk mengintegrasikan AI secara efektif ke dalam drone menjadi penghalang utama. Situasi ini berpotensi memperlambat upaya modernisasi alutsista dan membatasi potensi drone dalam meningkatkan kemampuan pertahanan nasional.
Menurut pernyataan dari Kepala Proyek Pengembangan Drone AI Militer, Kolonel Infanteri Dr. Adityawarman Surya, M.Eng., dalam sebuah pameran teknologi pertahanan pada hari Sabtu, 17 Mei 2025, di Jakarta Convention Center, inovasi dalam drone AI sangat bergantung pada ketersediaan hardware yang mumpuni. “Kami memiliki tim riset dan pengembangan yang kompeten, namun implementasi AI pada drone memerlukan chip, sensor, dan sistem komunikasi dengan spesifikasi militer yang seringkali sulit diakses,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kolonel Infanteri Dr. Adityawarman Surya menjelaskan bahwa ketergantungan pada impor hardware berteknologi tinggi menimbulkan beberapa masalah, termasuk proses pengadaan yang rumit, waktu tunggu yang lama, dan potensi pembatasan ekspor. Selain itu, biaya hardware yang canggih juga menjadi pertimbangan penting dalam alokasi anggaran pertahanan. Untuk mengatasi kendala ini, pihaknya tengah menjajaki kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk universitas, lembaga riset, dan industri dalam negeri, untuk mengembangkan solusi hardware alternatif yang sesuai dengan kebutuhan drone AI.
Analis pertahanan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Dr. Alma Bella, M.Si., yang turut hadir dalam pameran tersebut, menyatakan bahwa kemandirian dalam inovasi hardware untuk drone militer AI adalah kunci untuk memperkuat posisi strategis Indonesia di kawasan. “Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar terhadap riset dan pengembangan hardware di dalam negeri, termasuk memberikan insentif fiskal dan non-fiskal kepada industri yang berpotensi memproduksi komponen untuk drone militer,” tegasnya. Dengan mengatasi keterbatasan hardware, diharapkan inovasi dalam pengembangan drone militer AI di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan menghasilkan alutsista yang canggih dan mandiri, sehingga meningkatkan kemampuan pertahanan negara secara signifikan di masa depan.