Di tengah luasnya perairan Indonesia yang menyimpan berbagai potensi dan tantangan, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut berdiri sebagai Pasukan Penyelamat bersenjata yang siap diterjunkan dalam situasi paling kritis. Lebih dari sekadar penyelam tempur, Kopaska mengemban misi vital dalam operasi penyelamatan, pengintaian rahasia, hingga penanggulangan teror di bawah permukaan laut. Artikel ini akan mengupas peran krusial Kopaska dalam menjaga keamanan dan keselamatan di wilayah maritim Indonesia.
Pasukan Penyelamat Kopaska dikenal dengan kemampuannya yang sangat spesialisasi dalam operasi bawah air. Personelnya dilatih secara ekstrem untuk bertahan dan beroperasi di lingkungan maritim yang paling sulit. Mereka menguasai teknik penyelaman tempur, infiltrasi bawah air, penjinakan bahan peledak (Jihandak) di laut, serta kemampuan untuk melakukan sabotase. Tingkat kesulitan pelatihan ini memastikan bahwa setiap anggota Kopaska adalah individu yang tangguh secara fisik dan mental, mampu membuat keputusan cepat di bawah tekanan ekstrem. Pada catatan internal Pusat Pendidikan Khusus Laut TNI AL pada 10 Oktober 2024, tingkat kelulusan untuk menjadi anggota Kopaska hanya sekitar 10% dari total calon yang mendaftar.
Peran Kopaska sebagai Pasukan Penyelamat bersenjata sangat vital dalam berbagai skenario. Ketika terjadi kecelakaan laut, seperti kapal tenggelam atau pesawat jatuh di perairan, Kopaska sering menjadi tim pertama yang diterjunkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) bawah air. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengamankan objek vital di laut, seperti anjungan minyak atau jalur pipa bawah laut, dari ancaman sabotase atau terorisme. Kemampuan mereka untuk bergerak senyap dan tidak terdeteksi di bawah air menjadi keunggulan taktis yang tak ternilai.
Selain misi penyelamatan dan keamanan, Pasukan Penyelamat ini juga terlibat dalam operasi intelijen maritim. Mereka dapat melakukan pengintaian rahasia di wilayah musuh atau area yang dicurigai, mengumpulkan data penting tanpa terdeteksi. Keahlian ini sangat penting dalam menghadapi ancaman non-tradisional yang kerap beroperasi di perairan Indonesia, seperti penyelundupan narkoba atau perdagangan manusia lintas batas. Latihan gabungan yang dilakukan Kopaska dengan pasukan khusus maritim dari negara-negara sahabat, seperti dengan US Navy SEALs di perairan Batam pada November 2024, terus mengasah interoperabilitas dan best practices dalam operasi penyelamatan dan tempur.
Dengan demikian, Kopaska adalah aset tak ternilai bagi TNI Angkatan Laut dan Indonesia. Sebagai Pasukan Penyelamat bersenjata yang terlatih prima dan dilengkapi kemampuan khusus di bawah air, mereka memastikan kedaulatan laut Indonesia tetap terjaga dan keselamatan jiwa di tengah luasnya samudra.
